Tuesday, March 8, 2011

Bercengkrama with snow in Andorra

Error in deserializing body of reply message for operation 'Translate'. The maximum string content length quota (8192) has been exceeded while reading XML data. This quota may be increased by changing the MaxStringContentLength property on the XmlDictionaryReaderQuotas object used when creating the XML reader. Line 1, position 8998.

KOMPAS.com - A warning though: it may not be the same a few years from now. Greed and uncontrolled development risk spoiling the side valleys. In the last five years, its resort have invested over 50 milion euros in mountain cafes and restaurants, chair lifts and gond olas, car parks and snowmaking machines.

(Sebuah peringatan: (Andorra) mungkin tak sama lagi dalam beberapa tahun mendatang. Sifat rakus dan pembangunan yang tak terkontrol akan merusak lembah-lembah di sana. Lima tahun terakhir, ada investasi 50 juta euro untuk penginapan, kafe, warung makan, gondola, dan lapangan parkir mobil).

Itulah kalimat-kalimat provokatif dalam Buku Lonely Planet: Spain tentang Andorra pada halaman 396. Seolah-olah kalimat pengantar buku itu ingin mengatakan, bila anda tidak mengunjungi Andorra sekarang, maka penyesalan akan datang di kemudian hari.

Di Indonesia, ini mungkin paralel dengan ajakan untuk sesegera mungkin menyaksikan pasar terapung di Lok Baintan, Kalimantan Selatan. Diprovokasi oleh Mantan Kabiro Kalimantan (Alm) Syaifullah, bahwa pasar terapung di sungai itu segera menghilang dilibas oleh angkutan sepeda motor. Maka, beberapa tahun lalu, saya langsung terbang ke Banjarmasin menuju Lok Baintan.

Begitulah. Entah karena keampuhan kalimat provokatif di Lonely Planet itu, atau karena hanya di Andorra, terdapat resort ski di batas Perancis- Spanyol itu; maka tiap tahun ada 10 juta turis mendatangi Andorra. Sekedar mengingatkan anda, jumlah itu melebih seluruh turis asing di Indonesia, sebanyak 7 juta orang per tahun.

Dan ternyata, 80 persen pendapatan domestik bruto Andorra - negara kecil yang dihimpit Perancis dan Spanyol ini - berasal dari sektor pariwisata. Ada sedikit porsi pendapatan lain, namun datang dari penanaman tembakau.

Bahasa resmi di Andorra adalah Catalan, meski para penduduknya lumayan cakap berbahasa Spanyol, dan Perancis. Bahasa Inggris hanya dikuasai kaum muda. Jadi, rada-rada menjengkelkan kalau menghadapi orang tua.

Lonely Planet pun memberikan beberapa terjemahan dari bahasa Catalan. Perill: Zona Voladures , artinya Hati-hati, ada rontokan batu (dari atas gunung) . Lantas, Calguda de Neu artinya, Hati-hati ada longsoran salju dari atas . Ada saran yang lebih jitu dari Lonely Planet dibanding anda membolak-balik kamus. Ketika orang setempat loncat, ya meloncatlah sesegera mungkin. Heh , begitu ya?  

Februari 2011, saya pun berkesempatan mendatangi Pas de la Casa kawasan wisata ski paling timur di wilayah Andorra . Perjalanan itu ditemani beberapa sahabat dari Indonesia AirAsia dan dipandu oleh pegawai Airbus. Kami menggunakan bus, yang khusus disewa Airbus dari Toulouse, markas produsen pesawat itu.

Dibutuhkan waktu tiga jam, berkendara dari Toulouse kota markas Airbus, menuju Pas de la Casa dengan menempuh jarak 186 kilometer, atau kira-kira setara Jakarta-Bandung. Namun bila anda terbang dari Jakarta, bandara terdekat kiranya Bandara Barcelona. Dari Barcelona diberangkatkan empat bus tiap hari dengan biaya 20 euro setara Rp 240.000 (3,5 jam perjalanan).

Kembali ke rute Toulouse-Pas de la Casa; sebenarnya, jalan yang membentang antara dua kota itu sangat mulus. Tetapi karena kami melintas di akhir pekan membuat kepadatan cukup menghambat perjalanan. Bedanya di sana, kita tak bisa menyewa polisi untuk mengawal seperti di jalur Ciawi-Puncak. Di Andorra, dan negara Eropa lainnya, punya uang tak berarti anda dapat membeli apa pun.

Sepertiga perjalanan menjelang perbatasan Spanyol-Perancis, kami ibarat merayap di lembah. Lantas mendaki punggung ngarai hingga menuju puncaknya. Di kiri-kanan jalan menjulang gunung-gunung batu dengan salju menyelimuti puncaknya. Pohon-pohon pinus, dan pohon empat musim lainnya, terkadang menyembul di sana-sini.

Pemandangan ini sangat menggairahkan. Terutama buat kami dari negara dua musim. Terutama pula orang Indonesia, yang untuk melihat salju harus mendaki Puncak Jayawijaya di Papua sana.  

Belanja

Pas de la Casa, sebenarnya resort ski terbesar Andorra. Namun, jika anda tak bisa bermain ski, Pas de la Casa tetap menarik. Berbelanjalah! Lagi-lagi Lonely Planet memprovokasi, ...catering principally to French visitors and day trippers on a duty-free shopping orgy.

Tekanan pada kalimat itu adalah, duti-free shopping orgy. Astaga! Tapi, itulah realitasnya. Sepanjang jalan Carrer Major, Avinguda D Encamp, Carrer de les Abelles, Carrer Comtes de Foix, dan Carrer de Sant Jordi, misalnya, disesaki toko-toko. Umumnya, toko-toko baju, meski teman saya juga membeli helm Harley Davidson seharga Rp 2 juta. Murah banget ini dibanding di Indonesia, katanya.

Ada toserba semacam Alfamart di pojokan jalan Carrer Bernat III dan Carrer Comtes de Foix, yang menjual berbagai jenis minuman keras dan rokok. Sangat cocok, bagi anda yang tak terlalu kuat di udara dingin sebab rata-rata suhu di sana sekitar 4 derajat Celcius, dan dapat dengan mudah drop di bawah nol derajat Celcius.

Teman saya, Hendri membeli sebungkus rokok Camel bersampul kuning. "Enak betul nih," kata dia. Tapi kepada seorang penjaga toko, saya berikan sebatang Dji Sam Soe kretekyang selalu saya bawa ke luar negeri sebagai oleh-oleh. "Heaven, surga," katanya. Kesimpulan sementara, Dji Sam Soe lebih yahud.

Nah, yang juga musti diingat, ada aturan bea cukai di sana. Dimana maksimal, anda hanya boleh membeli lima liter wine, dan 300 rokok. Lebih dari itu, anda dianggap penyelundup bukan sekedar pemakai. Sebab harga barang karena tanpa pajak, menjadi sangat murah di Andorra. Dan membawanya keluar Andorra dalam volume besar dinilai dapat mengganggu stabilitas perdagangan di Eropa.

Di jalan-jalan di Pas De La Casa, ketika saya melintasinya dengan berjalan kaki pada Februari 2011 silam, salju belum benar-benar menguap . Masih ada tumpukan salju di depan-depan toko. Kita harus berhati-hati melangkah supaya tak terjatuh karena salju itu lumayan licin.

Harus juga berhati-hati menyebe rang, sebab anak-anak muda menyetir mobil dengan sembrono; jadi mata jangan diarahkan saja ke etalase-etalase, atau manekin yang cantik-cantik itu.

Produk yang agak mencolok mata adalah, pistol-pistolan atau softgun. Ini dijual di banyak toko, dan jadi mirip kota cowboy sebenarnya. Ada berbagai tipe mulai dari pistol, Uzi, hingga AK-47 dengan harga ratusan euro. Mungkinkah pistol itu untuk menyelamatkan diri dari beruang gunung, atau mungkin Yettisaat mendaki pegunungan Pirenea timur? Mungkin saja.

Namun, yang tak pernah saya habis pikir adalah, keberadaan toko-toko lingerie di sana. Beberapa lingerie teramat minim, berwarna merah berani, dan mengoda. Siapakah yang membelinya?

Tentu, Pas De La Casa jauh dari pantai. Maka, dengan suhu maksimal 20 derajat Celcius pada bulan J uni-September, tetaplah bunuh diri jalan-jalan dengan lingerie. Atau mungkin, dikenakan saat malam hari di dalam kamar hotel? Entahlah, mau tahu saja, nih.    

Ski

Jualan utama Pas De La Casa, pastinya ski. Lokasi utama ski ada di sisi kanan Jalan Avinguda DEncamp; yang dikenal dengan nama Grandvalira Ski Resort. Tersedia pula lift ski, untuk membawa anda naik hingga puncak gunung kemudian menuruni bukit, downhill, dengan ski-gear atau snowboard.

Normalnya, waktu terbaik untuk ski adalah dari bulan Desember hingga pertengahan April. Di Andorra, supaya anda sedikit ahli ski, bertebaran sekolah ski dengan tarif 35 euro per jam, dengan guru privat; atau dap at pula berkelompok (small group) denga tarif antara 71-101 euro per jam.

Boleh juga sekedar ingin mencicipi ski, maka dapat disewa peralatan ski seharga 53,90 euro (untuk alat ski dan sepatu ski), atau 66,50 euro (untuk snowboard dan sepatu ski). Durasi sewa hingga satu hari, jikalau anda kuat dengan udara dingin, tentunya.

Hati-hati saat bercengkrama dengan salju. Bekuan air itu tak selalu identik dengan kelembutan kapas, meski sama-sama putih. Pastinya, akan juga terasa sakit bila anda terjatuh di salju, entah karena terpeleset atau ditarik pemain ski amatir lain.

Aktivitas lain yang tak kalah asyiknya adalah, berjalan kaki melintasi pegunungan Pirenea. Bulan terbaik untuk itu, adalah pada bulan Juni hingga September saat temperatur mencapai 20 derajat Celcius di siang hari, dan hanya 10 derajat Celcius di malam hari.

Para pejalan kaki, dapat bermalam dengan gratis di 26 pondok di puncak-puncak gunung yang tersebar di seluruh Andorra. Saksikan pula, indahnya sekitar 50 danau di ketinggian Andorra, dibalik puncak dan lembah gunung. Hiruplah segarnya udara pegunungan di sana.

Dan berdoalah supaya dinginnya di Andorra tak membuat dirimu pilek, sehingga udara segar benar-benar dapat masuk ke rongga paru-parumu yang sudah dirusak oleh udara kotor kota-kota besar di Indonesia. Sungguh, ketika udara segar itu terhirup, pikiran ini benar-benar segar. Dan banyak ide-ide segar, tiba-tiba melintas di benak ini.

Itulah Andorra, silahkan terbang ke sana, sebelum pemanasan global mencairkan salju-salju, dan Pegunungan Pirenea berketinggian sekitar 2.000 meter menjadi sekedar onggokan bebatuan abu-abu.

Sebelum juga Andorra menjadi tak terkendali dan disesaki warung-warung jagung yang menghalangi pemandangan, tak ubahnya ketika anda sedang berada di Puncak Pass, Bogor sana. Sebelum banyak orang berteriak, villa.. villa ; yang tak sekedar menawari anda penginapan tapi juga olahraga jenis lain.   (Haryo Damardono dari Andorra)

No comments:

Post a Comment